Jumat, 19 November 2010

Bahasa Cinta

Banyak orang tua yang ingin anaknya menjadi anak yang soleh/solehah, sukses dan membanggakan orang tuanya. Tapi apakah kita pernah berpikir untuk tahu juga apa yang menjadi keinginan mereka?

anak adalah manusia yang mempunyai potensi dan kebutuhan jasmani yang hakikatnya sama dengan orang dewasa, hanya saja mereka masih membutuhkan arahan dan bimbingan dari orang disekitarnya bagaimana cara untuk memenuhi potensi itu semua . itu artinya mereka butuh banyak informasi dari  siapapun yang ada disekitarnya untuk kemudian menjadi satu memori yang akan tersimpan dalam ingatan mereka. dan dengan memori itulah kemudian ia akan menjalani tahapan kehidupannya.

Nah, pentingnya orang dewasa yang ada disekitar anak untuk kemudian memberikan informasi yang benar dan tepat kepada anak, menjalin komunikasi dengan mereka dan mengetahui bagaimana cara yang terbaik untuk mampu melakukan komunikasi tersebut. bahasa apa yang  paling tepat yang harus digunakan agar informasi tersebut sampai kepada anak juga dengan tepat yang nantinya akan berdampak kepada anak tersebut setelah ia memperoleh informasi yang kita sampaikan.

Banyak orangtua yang salah dalam menggunakan bahasa kepada anak sehingga hasilnya pun jadi salah. orangtua sering menggunakan bahasa mereka sebagai orang dewasa yang akhirnya memaksakan kehendak mereka kepada anak, jika anaknya tidak menuruti apa yang mereka katakan maka orangtua akan mengatakan bahwa anak mereka nakal. dan pada akhirnya akan sering sekali kata "nakal" itu muncul dan didengar oleh anak hanya karena mereka tidak taat kepada kita sebagai orangtuanya. kondisi itu terus terjadi dan berulang-ulang.

Bagaimana mengatasi hal ini? Kini saatnya kita sebagai orangtua mengganti bahasa komunikasi kita kepada anak dengan bahasa cinta. bahasa cinta atau bahasa hati adalah sebuah proses komunikasi dengan anak yang bersifat persuasif dan menyamakan sudut pandang antara kita sebagai orangtua dengan anak-anak.

Kita para orangtua terkadang cenderung memberikan sebuah pernyataan kepada anak, hal ini sebaiknya jangan dilakukan. Sebab anak akan merasa bahwa dirinya adalah apa yang telah di nyatakan oleh orangtua, hal ini tentu tidak baik untuk perkembangan anak ketika dewasa.

Misalnya, ketika anak itu tidak mau belajar kemudian kita katakan kepada anak, "malas sekali kamu ini" pernahkan terpikir apa akibat dari kalimat tersebut kepada anak? Yang terjadi adalah anak kita akan menjadi anak yang benar-benar malas. Pernahkah bertanya kepada anak, "kenapa kamu tidak mau belajar?" dengan kalimat sederhana seperti itu akan membuka komunikasi yang baik antara anak dan orangtua.

ketahuilah apa yang diinginkan oleh anak kita tanpa pernyataan-pernyataan (label) yang negatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar